Konser K-Pop Meriahkan Penutupan Jambore Dunia Pramuka ke-25 di Korea Selatan

Rara News

Konser K-Pop Meriahkan Penutupan Jambore Dunia Pramuka ke-25 di Korea Selatan
Dok. Liputan 6

Korea Selatan baru saja menggelar konser K-pop yang meriah pada Jumat malam untuk mengakhiri perhelatan Jambore Dunia Pramuka ke-25 yang menghadapi sejumlah masalah, termasuk cuaca ekstrem dan pelaksanaan yang kurang memuaskan.

Ribuan Remaja Pramuka Berkumpul untuk Menyaksikan Konser Bintang Utama NewJeans dan IVE

Lebih dari 43.000 remaja pramuka dari seluruh dunia berkumpul untuk menyaksikan konser yang dipentaskan oleh bintang-bintang K-pop terkenal, NewJeans dan IVE. Konser ini berlangsung di stadion Piala Dunia Seoul yang ikonis.

Komitmen Perdana Menteri Han Duck-soo untuk Keselamatan Para Pramuka

Perdana Menteri Han Duck-soo menyampaikan permintaan maaf atas kondisi cuaca ekstrem yang melanda para anggota pramuka, termasuk gelombang panas yang tak terduga dan dampak topan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Dalam upacara penutupan, beliau menegaskan komitmen pemerintah untuk menggunakan semua sumber daya yang ada guna memastikan keselamatan dan kelancaran acara ini.

Perjuangan Panitia untuk Mengatasi Tantangan dalam Jambore

Panitia penyelenggara telah bekerja keras untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul selama jambore ini. Meskipun menghadapi dana hingga 100 miliar won atau sekitar Rp1,1 triliun, panitia berhasil menghindari masalah lebih lanjut dan memastikan kelancaran acara ini. Jambore kali ini menjadi yang pertama digelar setelah pandemi COVID-19 melanda.

BACA JUGA:  Kisah Inspiratif Bintang Wirasatya RA dan Keyla Azzahra Purnama: Mengibarkan Semangat Merah Putih dalam Paskibraka Nasional 2023"

Tantangan Kesehatan dan Lingkungan yang Diatasi oleh Para Peserta

Selama berlangsungnya kegiatan jambore, ratusan peserta mengalami masalah kesehatan akibat suhu udara yang tinggi, mencapai 35 derajat Celsius di daerah Saemangeum, kawasan reklamasi di pantai barat Korea Selatan. Di tempat ini, para pramuka berusia 14-18 tahun mendirikan perkemahan mereka.

Upaya Para Pramuka untuk Bertahan di Tengah Kendala

Lebih dari 43.000 anak muda dari 158 negara berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari cuaca panas yang ekstrem, serangga, fasilitas toilet yang kurang memadai, hingga keterbatasan pelayanan. Meskipun kondisi ini, semangat para pramuka tetap tinggi dalam menghadapi kendala tersebut.

Kekhawatiran Keselamatan dan Evakuasi Para Pramuka

Kontingen Inggris, yang terdiri dari ribuan peserta, memilih untuk meninggalkan lokasi perkemahan lebih awal akibat kondisi yang sulit. Rombongan pramuka dari Amerika Serikat dan Singapura juga mengambil keputusan serupa, yang kemudian menarik perhatian global terhadap masalah pelaksanaan acara ini.

Para pramuka yang memutuskan bertahan akhirnya dievakuasi karena adanya ancaman dari topan yang semakin mendekat. Lebih dari 1.000 bus digunakan untuk mengangkut mereka menuju akomodasi di sekitar Seoul.

Reaksi Analis Terhadap Perhelatan Jambore yang Penuh Tantangan

Choi Jin, seorang analis di think tank Presidential Leadership, mengomentari bahwa perhelatan jambore ini merupakan hal yang memalukan bagi negara. Ia menilai bahwa kejadian ini kemungkinan akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu acara internasional yang penuh tantangan yang pernah diselenggarakan oleh Korea Selatan.

Dengan berakhirnya Jambore Dunia Pramuka ke-25 ini, meskipun dengan segala tantangan yang dihadapi, diharapkan pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara-acara internasional di masa depan.

Also Read