SEMARANG – Kisah tragis seorang mahasiswa asal Papua, Aldo Simei (21), menghebohkan publik setelah ia menusuk pacarnya karena cemburu. Insiden ini dipicu oleh rasa cemburu yang membara setelah Aldo mengetahui bahwa kekasihnya, Keterina Elizabet, direncanakan akan dinikahi oleh pria lain. Peristiwa mengejutkan ini terjadi di sebuah kos-kosan di Jalan Tambak Boyo RT 8/RW 7, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada dini hari Minggu (27/8/2024), sekitar pukul 03.30 WIB.
Ketua RT setempat, Tugimin, menjelaskan bahwa Aldo terbakar cemburu buta setelah mengetahui bahwa Keterina dihubungi oleh seseorang yang mengajaknya menikah. Konflik ini kemudian memuncak menjadi aksi kekerasan oleh Aldo terhadap Keterina.
“Pertama itu korban ditelepon seseorang tetapi tidak diangkat. Lalu handphone korban diambil paksa oleh pelaku, yang langsung menghubungi orang tersebut. Kemudian orang itu mengatakan jika korban mau dinikahinya,” terang Tugimin.
Aldo melakukan penusukan pada Keterina di dalam kos-kosan tersebut, mengakibatkan Keterina mengalami pendarahan akibat luka tusukan di tubuhnya. Setelah peristiwa tersebut, Aldo keluar dari lokasi kejadian dan kemudian menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. Namun, sebelum menyerahkan diri, Aldo bertemu dengan warga setempat yang kemudian mengamankannya.
Tugimin mengungkapkan bahwa ia sendiri turut terlibat dalam penangkapan Aldo. “Saya tahan dia di rumah, saya terus melaporkan ke polsek dan menghubungi RW dan Babinsa. Pelaku mengaku bahwa dia intinya cemburu. Dia menusuk pacarnya di dalam kamar,” paparnya.
Kapolsek Pedurungan, Kompol Dina Novitasari, mengonfirmasi bahwa Aldo saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Motif dari tindakan penusukan tersebut adalah cemburu. “Motif sementara ini adalah cemburu. Pelaku sudah menyerahkan diri kami amankan ke Polsek Pedurungan. Saat ini masih dalam pemeriksaan saksi-saksi dan untuk korban sedang dalam penanganan medis di RS Pantiwilasa,” ungkapnya.
Insiden ini menjadi pengingat akan dampak negatif dari cemburu yang berlebihan dan tindakan impulsif yang dapat merenggut nyawa. Kasus ini juga menunjukkan pentingnya pengendalian emosi dalam menghadapi situasi yang sulit demi mencegah tragedi yang tidak perlu.